Minggu, 09 September 2012

"PERAYAAN YUBELIUM 50 TAHUN EMAS, INJIL MASUK PADA SUKU BANGSA KIMYAL-PAPUA "


DIRGAHAYU..!!!
“PERAYAAN YUBELIUM 50 TAHUN EMAS
INJIL MASUK PADA SUKUKU “KIMYAL-PAPUA”
DENGAN PERADABAN BARU DALAM INJIL KESELAMATAN DARI TUHAN YESUS KRITUS”

Korupun, 09 Juli 1963-09 Juli 2013

Kamu harus menguduskan tahun yang kelima puluh, dan memaklumkan kebebasan di negeri itu bagi segenap penduduknya. Itu harus menjadi tahun Yobel bagimu, dan kamu harus masing-masing pulang ke tanah miliknya dan kepada kaumnya. Tahun yang kelima puluh itu harus menjadi tahun Yobel bagimu, jangan kamu menabur, dan apa yang tumbuh sendiri dalam tahun itu jangan kamu tuai, dan pokok anggur yang tidak dirantingi jangan kamu petik buahnya.” (Imamat 25:10-11).

Seruan dan Himbauan khusus kepada seluruh pemuda-pelajar, mahasiswa, PNS, Swasta, dan masyarakat yang berasal dari suku bangsa Kimyal Papua oleh Ketua Panitia : ANTHONY MIRIN


Berkenankanlah saya dapat menyampaikan dengan penuh suku cita dalam kesempatan emas ini, menjelang perayaan Yubelium di suku bangsa kita, ada beberapa hal yang harus kita mendengar, menyimak, mengikuti dan melaksanakan secara bersama-sama yaitu :

1.   Pusat Perayaan Yubelium akan dilangsungkan di Korupun, dari hari Selasa 02 Juli-Selasa 09 Juli 2013.

2.   Waktu persiapan kita, jika dapat dihitung dari bulan Oktober 2012-Juni 2013, maka masa efektif kerja kita tersisa selama Sembilan (9) bulan saja.

3.   Pada bulan September 2012 ini, kita akan memulai kerja dengan sengsor kayu dihutan untuk membangun Aula Perayaan dan Dapur untuk konsumsi.

4.   Kita juga akan merehab rumah-rumah missionaries, lebih khusus pada bagian-bagian yang rusak saja.

5.   Kita akan membangun tugu peringatan Injil masuk di Kimyal.

6.   Kita akan membersihkan dan melakukan kegiatan bersama (kerja bakti) di kompleks stasiun missionaris dan lapangan terbang Korupun dengan menimbunpasir dan mengupas lapangan yang berlumut dan licin.

7.   Masyarakat dari seluruh Kimyal (Sela, Kwelamdua, Douram, Dagi dan lain-lain) datang membangun honai untuk penginapannya sendiri di Korupun pada awal tahun 2013.

8.   Khusus pada haris Selasa, 02 Juli 2013 kita akan memberikan persembahan dan persepuluhan kita akan apa yang Tuhan Yesus memberkati kita selama 50 Tahun berjalan. Baik sebagai petani, pegawai negeri dan swasta, sebagai polisi, sebagai anak-anak pelajar dan mahasiswa dan lain-lain sebagainya. Kita akan bawa hasil-hasil pertanian kita, hasil-hasil hewan pemeliharaan kita, hasil-hasil uang kita dan lain-lain tanpa menghitung dan melihat jumlahnya.

9.   Kemudian sumbangan-sumbangan wajib kita yang akan di sumbangkan kepada panitia adalah (sesuai hasil rapat pada hari sabtu, 18 Agustus 2012 di Sentani) sebagai berikut:

1)      Orang Kimyal yang memegang jabatan di DPRD     Rp 100 juta
2)      Orang Kimyal yang menjadi anggota DPRP-Papua Rp 100 juta
3)      Orang Kimyal yang menjadi anggota DPRD             Rp 50 juta
4)      Seorang Kepala Distrik                                                  Rp 50 juta
5)      Seorang Kepala Kampung                                             Rp 10 juta
6)      Seorang Kepala Sekolah                                                 Rp 10 juta
7)      Seorang Kepala Pustu                                                    Rp 10 juta
8)      Seorang Kepala Seksi (Kimyal-belum Bidang)          Rp 8 juta
9)      Seorang anggota BPH Klasis                                         Rp 5 juta
10)  Seorang angg. BPH Wilayah & Sinode (Kimyal)       Rp 5 juta
11)  Seorang panitia inti                                                         Rp 5 juta
12)  Seorang PNS                                                                     Rp 5 juta
13)  Seorang pegawai swasta                                                            Rp 5 juta
14)  Seorang coordinator seksi                                              Rp 3 juta
15)  Seorang ketua rayon di kampung                                Rp 3 juta
16)  Seorang Gembala Sidang                                               Rp 2 juta
17)  Seorang anggota diaken/penatua jemaat                   Rp 1 juta
18)  Seorang panitia berstatus pelajar/mahasiswa           Rp 500 ribu rupiah
19)  Seorang anggota jemaat biasa                                       Rp 500 ribu rupiah

Catatan : Sumbangan ini hanya menjadi standar saja, kalau mau diberikan lebih PUJI TUHAN, asal jangan diberikan kurang. Haleluyah !!!

10.  Masalah sumbangan-sumbangan ini, kita tidak bisa berharap kepada siapa-siapa tetapi secara total dan seratus persen kita hanya bisa berharap kepada Tuhan Yesus Kristus yang mempunyai Injil dan Gereja-Nya. Oleh karena kita membutuhkan biaya yang sangat besar untuk melakukan Pesta Rohani akbar dalam sejarah kehidupan suku bangsa Kimyal. Jangan takut, walaupun kita berasal dari daerah terisolasi dan sangat pedalaman tetapi Tuhan Yesus kita tidak terisolasi dan tidak berpedalaman. AMIN !!!

11.  Sedangkan dari hari Rabu, 03-08 Juli 2013 akan kita melaksanakan ibadah KKR dan Seminar-seminar serta pertandingan lainnya.

12.  Pada hari Selasa 09 Juli 2013, adalah puncak Perayaan Yubelium sebagai Pesta Rohani, maka kita hanya fokuskan ibadah akbar saja.

13.  Bertolak dari semua hal yang disampaikan diatas maka :

1)      Semua masyarakat dan pemuda yang masih tinggal di kota Dekai, Wamena dan Jayapura tanpa tujuan dan kegiatan yang jelas, kami meminta supaya segera kembali ke Korupun dan kita bekerja bersama –sama dari sekarang.

2)      Pada bulan  Oktober 2012 ini, kita harus meratakan tanah untuk membangun Aula Perayaan dan mengangkat pasir dari sungai Desul.

3)      Kita membantu tukang-tukang sengsor yang bekerja di hutan dengan mengantarkan makanan seperti ubi, sayur dan lain-lain untuk mereka makan dan bekerja.

4)      Pada bulan Oktober juga kita akan mengangkut kayu hasil-hasil sengsor dari hutan di kumpulkan di halaman kompleks misionaris Korupun, dimana lokasi pembangunan akan dilangsungkan.


Karena sudah berabad-abad lamanya  Iblis dapat memutar balikan kebenaran dan keadilan serta dapat memutakan mata hati dan pikiran kita, sehingga nenek moyang kita di lembah-lembah sana berpikir bahwa tiada orang yang mendiami bagian lain dimuka bumi ini; hanyalah mereka, karena itu dijuluki dirinya sebagai Penguasa-penguasa Bumi, Para Jago Perang, Jago Penakluk Wanita, Jago Peternak dan Penyembelih Babi, Jago Pemegang KendaliSistem pesta Mobi, Jago Pembelah Arus Sungai, Jago Pendaki dan Pengendali Gunung-gunung Raksasa,  Orang-orang Berhikmat Dalam Pendidikan Wes, Pemilik Terampil Berkanibal, Para Perancang Hebat dalam Ilmu Berkebun, Imam-imam Sunuruba Kimyal yang Sangat Sakral dan berahasia dan lain-lain sebagainya.  Akan tetapi oleh karena kuasa Injil Keselamatan dari Tuhan kita Yesus Kristus dapat merubah semuanya itu dan memberikan kepastian keselamatan serta memberikan jaminan hidup kekal didalam kerajaan Sorga bagi seluruh orang dari suku bangsa Kimyal.

====Nhabo, selamat menyongsong perayaan Yubelium Kimyal ====

Wamena, 10 September 2012.

Anthony Mirin
Ketua

Jumat, 07 September 2012

" MENGENAL SUKU BANGSA KIMYAL "

Suku Besar Kimyal adalah suku bangsa yang mendiami lembah Korupun, Duram, Dagi, Debula, Sesebne, Yemindomon, Kobokdua, Kemligin, Sela, Orisin, Megom, Haromon, Senayom, Yaldomon, Baluk, dan Kwelamdua. Sedangkan secara administratif dan territorial kewilayahan dalam jangkaun pelayanan publik terhadap suku bangsa ini, di bentuk empat Distrik oleh pemerintah Republik Indonesia kabupaten Yahukimo yakni; Distrik Sela, Korupun, Duram dan Distrik Kwelamdua. Seperti halnya dengan kelompok suku bangsa lainnya dimuka bumi, suku bangsa Kimyal dapat terikat oleh unsur-unsur kebudayaan mereka seperti tatanan pranata sosial atau sistem organisasi sosial (Orsos), nilai-nilai hidup, tatanan dan struktur bahasa, sistem religi, sistem pengetahuan, sistem mata pencarian hidup, ekspresi kesenian, sistem teknologi dan peralatan, pola-pola daur hidup dan tema-tema kehidupan yang lainnya. Selanjutnya akan dibahas unsur-unsur itu pada bagian-bagian berikutnya.
Secara harfiah, arti suku Kimyal dapat diberikan oleh Nona Elinor Young seorang misionaris muda yang datang didaerah Korupun pada tahun 1970-an. Dia melihat perbandingan posisi dan letak geografis antara komunitas masyarakat yang mendiami di wilayah ini dengan suku bangsa Yali di bagian barat (Daerah Soloikma, Lolat, Ninia, Holuwon dan lainnya), maka Nona Elinor menyebut istilah Kimyal yang berakar dari ejaan kata : "Kimban/Khemban" (logat Sela) “Kesengban” (logat Korupun) artinya ”Barat” dan "Yale" artinya "Timur". Dengan demikian, hanya diambil kata “Kim” dari Kimban atau Khemban dan "Yal" dari kata Yale. Kedua suku kata ini dapat digabung menjadi “Kim-Yal” atau Kimyal. Kebanyakan masyarakat lokal menyebut "Kemyal", dari Khemban-Yale (Barat-Timur). Tujuan dari pemberian nama dengan istilah Kimyal adalah bermaksud “orang-orang yang mendiami di tengah-tengah kawasan timur dan barat. Akan tetapi penulis sebagai pewaris negeri di suku bangsa ini, sangat tidak setuju dengan pemberian nama suku dengan istilah Kimyal, sebab hal ini diberikan nama secara tidak wajar dan dianggap asing sebelum nama ini terpopuler dan dikenal suku-suku tetangganya sendiri maupun oleh orang luar seperti sekarang ini. Suku yang kini disebut Kimyal dahulu adalah orang Mek oleh kalangan antropolog pada awal abad lalu (1900-an) untuk kawasan ini (Neipsan, Nalca, Kosarek, Emdomen, Puldama’ Kono, Dirwemna’ Eipomek, Korupun, Sela, Kwelamdua, Dagi, Debula, Langda, Bomela, Sumtamon dan Duram). sama halnya seperti orang Yali Selatan (Daerah Ninia, Holuwon, Soba, Lolat dan lain-lain) dan orang Yali Utara (Daerah Anggruk, Pronggoli, Apalapsili, Ubahak, Yahuli-Ambut dan lain-lain).
Hal ini dapat dibuktikan dengan struktur dan arsitek bangunan Ae/Ee (Honai), bahasa (Yobo/Yubu), pola penanaman dan pembuatan kebun (Wa/We), Metode dan prosesi Inisiasi terhadap anak-anak muda, Nyanyian tradisional (Mos/Ber {a}), keterampilan bersiul (Kos-kos ana’/Kol-kol ana’), sistem sesajian makanan, pola pengasuhan anak, sistem pertukaran hasil-hasil kebun, pesta babi yang di-iringi dengan nyanyian Mos dan masih banyak lagi. Kesatuan identitas dalam corak dan ciri khas budayanya, biasanya menjadi pembawa warna tersendiri di depan mata “si-penikmat” (orang diluar suku) unsur-unsur budaya yang bukan miliknya. Di waktu ia merasa terpikat dan tertarik dengan pola-pola yang lebih mencolok dalam kekhasan yang konkrit, maka pengakuan akan identitas dan kesatuan sosial akhirnya mengalir tersendiri sebab ditimbulkan oleh stimulan corak dan ke khasan budaya tadi.
Penduduk yang di masa kini di sebut "Suku Kimyal" pada masa dahulu sejak nenek moyangnya menyebutkan diri mereka sendiri dengan istilah "Yelenang" (Bukan YalI). Artinya orang-orang yang mendiami di ufuk timur bila di ukur dari terbitnya matahari. Hal ini dapat di patok pada orang-orang yang mendiami lembah Baliem (Dani), lembah Heluk (Yali-Ninia), lembah Sengsolo (Yali) dan suku bangsa lainnya di bagian barat dari lingkungan perkampungan mereka. (Penulis : Anthony Mirin) ######NHABO##########