PENGELOLAAN LINGKUNGAN UNTUK MENGATASI PENCEMARAN DAN
KERUSAKAN LINGKUNGAN
A.
PENGELOLAAN LINGKUNGAN
Pengelolaan atau pelestarian lingkungan
hidup merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditunda lagi dan bukan hanya menjadi
tanggung jawab pemerintah atau pemimpin negara saja bahkan hanya tanggung jawab
para aktifis pembelah lingkungan hidup saja, melainkan tanggung jawab setiap
insan manusia di bumi, dari balita sampai manula. Setiap orang harus melakukan
usaha untuk menyelamatkan lingkungan hidup di sekitar kita sesuai dengan
kapasitasnya masing-masing. Sekecil apa pun usaha yang kita lakukan sangat
besar manfaatnya bagi terwujudnya bumi yang layak huni bagi generasi anak cucu
kita kelak. Pemerintah perlu mewujudkan kehidupan adil dan makmur bagi rakyatnya
tanpa harus menimbulkan kerusakan lingkungan ditindaklanjuti dengan menyusun
program pembangunan berkelanjutan yang sering disebut sebagai pembangunan
berwawasan lingkungan. Pembangunan berwawasan lingkungan
adalah usaha
meningkatkan kualitas manusia secara bertahap dengan memerhatikan faktor lingkungan.
Pembangunan berwawasan lingkungan dikenal dengan nama Pembangunan
Berkelanjutan. Konsep pembangunan berkelanjutan merupakan kesepakatan hasil KTT
Bumi di Rio de Jeniro tahun 1992. Didalamnya terkandung dua (2) gagasan
penting, yaitu:
a. Gagasan kebutuhan, khususnya
kebutuhan pokok manusia untuk menopang hidup.
b. Gagasan keterbatasan, yaitu
keterbatasan kemampuan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan baik masa sekarang
maupun masa yang akan datang.
Adapun
ciri-ciri Pembangunan Berwawasan Lingkungan adalah sebagai berikut:
a. Menjamin pemerataan dan keadilan.
b. Menghargai keanekaragaman hayati.
c. Menggunakan pendekatan integratif.
d. Menggunakan pandangan jangka
panjang.
A.1. Beberapa Tindakan Yang dilakukan Dalam
Pengelolaan Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan, terutama
sumber daya alam (SDA) harus dan perlu berdasarkan prinsip berwawasan
lingkungan dan berkelanjutan dengan berhati-hati agar tetap terjaga
kelestariannya. Sumber daya alam perlu dilestarikan agar supaya dapat mendukung
kehidupan makhluk hidup, bila sumber daya alamnya rusak atau musnah, maka
kehidupannya bisa terganggu. Oleh karena itu ada beberapa hal yang harus
dilakukan supaya tetap menjaga kelesatiannya adalah diantaranya sebagai berikut
:
1.
Penghijauan atau Reboisasi
Usaha penghijauan dan reboisasi
hutan dibuat dengan tujuan untuk dapat mencegah rusaknya lingkungan yang
berhubungan dengan air, tanah dan udara. Keuntungan pelaksanaan penghijauan
dengan tindakan penanaman kembali antara lain adalah :
1) Tumbuh-tumbuhan dapat menyaring dan
mengatur air, mencegah banjir, dan menimbulkan mata air;
2) Tumbuh-tumbuhan dapat menyuburkan
tanah dan daun-daun yang berguguran lama-kelamaan membusuk dan menjadi lapisan
humus, agar tanaman dapat mencegah erosi dan bahaya longsor.
3) Tumbuh-tumbuhan menimbulkan udara
yang segar sebab tumbuhan mengambil CO2 dam dapat melepaskan O2 yang diperlukan
manusia untuk bernafas. Hal ini terjadi pada proses fotosintesis.
2.
Pengembangan Daerah Aliran Sungai
(DAS)
Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan
daerah yang peka terhadap kerusakan dan
pencemaran karena seringnya terjadi pengikisan lapisan tanah oleh arus
sungai. Untuk itu perlu pengendalian khusus bagi daerah DAS ini. Cara
pengendalian terhadap daerah aliran sungai antara lain adalah:
1) Mengadakan penghijauan dan reboisasi
hutan di sekitar daerah aliran sungai. Tujuannya supaya mengatur dan menyimpan
air, dan dapat mencegah pendangkalan sungai.
2) Membuat bendungan-bendungan dan
saluran irigasi yang teratur.
3) Diberikan ketegasan dan sanksi
terhadap perusak lingkungan berdasarkan aturan dan undang-undang/ketentuan yang
berlaku tentang pokok pengelolaan lingkungan hidup.
3.
Pengelolaan Air Limbah
Sumber air limbah dapat berasal dari
rumah tangga, industri dan pabrik. Air limbah yang dibuang kedalam tanah bisa
merembes, masuk ke tanah dan bercampur dengan air tanah. Hal itu berarti bukan
tanah sajalah yang tercemar tetapi air bawah permukaan tanah juga ikut
tercemar. Air limbah berbahaya bagi manusia, beberapa gangguan yang bisa
ditimbulkan antara lain sebagai berikut:
1) Kesehatan. Bibit penyakit yang bisa
ditularkan melalui air limbah contohnya; kolera, desentri, dan tipes.
2) Keindahan. Selain berbau ampas
limbah tidak enak juga mengganggu keindahan lingkungan sekitarnya.
3) Kehidupan biotic. Air limbah
mengganggu perkembangan kehidupan karena beracun sehingga dapat mematikan
makhluk hidup.
4) Karat atau aus. Air limbah yang
mengandung kas karbon dioksida dapat mempercepat karat atau aus benda-benda
yang terbuat dari besi.
Usaha-usaha untuk mengatasi air
limbah adalah sebagai berikut :
1) Pengaturan lokasi industri agar jauh
dari permukiman penduduk.
2) Industri yang menimbulkan air
limbah, diwajibkan memasang peralatan pengendali pencemaran air (water treatment).
3) Daerah industri dijauhklan dari
peredaran air yang berhubungan langsung dengan sumber air minum penduduk.
4) Menemukan sumber bahan beracun dan
segera melakukan netralisasi secara kimia.
5) Mencegah agar saluran air limbah
jangan sampai bocor.
6) Unsur-unsur yang tidak dapat
dinetralisasi harus dibuang dengan dipendam/ditanam didalam tanah yang jauh
dari air, atau dibuang ke laut dengan menggunakan drum-drum.
4.
Penertiban Pembuangan Sampah
Sampah yang menimbulkan
permasalahan, seperti sarang penyakit, menimbulkan bau busuk dan mengganggu
pandangan mata. Oleh sebab itu buanglah sampah di tempat yang telah ditentukan,
jangan membuang sampah disembarang tempat. Tempat penimbunan sampah yang
terakhir jangan sampai mengganggu lingkungan kehidupan. Disamping itu, perlu
dipikirkan juga cara pemusnahan sampahnya.
Cara-cara atau sistem pemusnahan
sampah adalah antara lain sebagai berikut :
1) Dibakar. Cara ini hanya dapat
dilakukan pada sampah yang dapat dibakar. Diusahakan agar asapnya jangan sampai
mengganggu lingkungan kehidupan warga.
2) Untuk makanan ternak (babi). Sisa
sampah berupa sayuran, sisa makanan dan sisa buah-buahan bisa dijadikan untuk
makanan ternak.
3) Untuk biogas. Gas dapat digunakan
untuk memasak dan penerangan.
4) Untuk bahan pupuk. Sampah yang
membusuk akan menjadi bahan organik dan dapat digunakan sebagau pupuk.
5.
Pelestarian Tanah (tanah datar,
lahan miring/perbukitan)
Terjadinya bencana tanah longsor dan
banjir menunjukkan peristiwa yang berkaitan dengan masalah tanah. Banjir telah
menyebabkan pengikisan lapisan tanah oleh aliran air yang disebut erosi yang
berdampak pada hilangnya kesuburan tanah serta terkikisnya lapisan tanah dari
permukaan bumi. Tanah longsor disebabkan karena tak ada lagi unsur yang menahan
lapisan tanah pada tempatnya sehingga menimbulkan kerusakan. Jika hal tersebut
dibiarkan terus berlangsung, maka bukan mustahil jika lingkungan berubah
menjadi padang tandus. Upaya pelestarian tanah dapat dilakukan dengan cara
menggalakkan kegiatan menanam pohon atau penghijauan kembali (reboisasi)
terhadap tanah yang semula gundul. Untuk daerah perbukitan atau pegunungan yang
posisi tanahnya miring perlu dibangun terasering atau sengkedan, sehingga mampu
menghambat laju aliran air hujan.
6.
Pelestarian Udara
Udara merupakan unsur vital bagi kehidupan, karena
setiap organisme bernapas memerlukan udara. Kita mengetahui bahwa dalam udara
terkandung beranekaragam gas, salah satunya oksigen. Udara yang kotor karena
debu atau pun asap sisa pembakaran menyebabkan kadar oksigen berkurang. Keadaan
ini sangat membahayakan bagi kelangsungan hidup setiap organisme. Maka perlu
diupayakan kiat-kiat untuk menjaga kesegaran udara lingkungan agar tetap
bersih, segar, dan sehat. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga agar udara
tetap bersih dan sehat antara lain:
7.
Pelestarian Laut dan Pantai
Seperti halnya hutan, laut juga
sebagai sumber daya alam potensial. Kerusakan biota laut dan pantai banyak
disebabkan karena ulah manusia. Pengambilan pasir pantai, karang di laut,
pengrusakan hutan bakau, merupakan kegatan-kegiatan manusia yang mengancam
kelestarian laut dan pantai. Terjadinya abrasi yang mengancam kelestarian
pantai disebabkan telah hilangnya hutan bakau di sekitar pantai yang merupakan
pelindung alami terhadap gempuran ombak. Adapun upaya untuk melestarikan laut
dan pantai dapat dilakukan dengan cara:
1) Melakukan reklamasi pantai dengan
menanam kembali tanaman bakau di areal sekitar pantai.
2) Melarang pengambilan batu karang
yang ada di sekitar pantai maupun di dasar laut, karena karang merupakan
habitat ikan dan tanaman laut.
3) Melarang pemakaian bahan peledak dan
bahan kimia lainnya dalam mencari ikan.
4) Melarang pemakaian pukat harimau
untuk mencari ikan.
8.
Pelestarian Flora dan Fauna
Kehidupan di bumi merupakan sistem
ketergantungan antara manusia, hewan, tumbuhan, dan alam sekitarnya.
Terputusnya salah satu mata rantai dari sistem tersebut akan mengakibatkan
gangguan dalam kehidupan. Oleh karena itu, kelestarian flora
dan fauna merupakan hal yang mutlak diperhatikan demi kelangsungan hidup
manusia. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian flora dan fauna
di antaranya adalah:
1) Mendirikan cagar alam dan suaka margasatwa.
9.
Pengelolaan SDA dengan prinsip
Mengurangi
Dalam rangka memenuhi kebutuhan
hidupnya, manusia memerlukan berbagai sumber daya alam. Baik sumber daya alam
yang bersifat tambang, energi maupun hayati. Dalam mengambil sumber daya alam
(SDA), jangan diambil semuanya (dihabiskan), tetapi berprinsip mengurangi saja.
Sebab pengambilan yang dihabiskan akan merusak lingkungan dan mengganggu
ekosistem rumah tangga lingkungan hidup.
Sumber daya alam (SDA) mempunyai
sifat saling bergantung satu sama lain. Dengan demikian suatu tindakan terhadap
sumber daya alam efeknya akan terasa pada sumber daya alam yang lainnya.
Merusaknya hutan akan mempengaruhi ekosistem, sehingga dapat menyebabkan
terjadinya erosi, banjir, kekeringan dan lain sebagainya.
10. Pengelolaan
SDA dengan prinsip Daur Ulang
Dengan teknologi maju, manusia dapat
memanfaatkan sampah untuk dijadikan kertas ataupun pupuk organik. Sampah-sampah
yang berasal dari organik dapat diproses menjadi pupuk organik dan dapat
digunakan untuk memupuk tanah. Tanah sebagai sumber daya alam, kemudian
ditanami tanaman produksi.Setelah tanamannya mati, daun-daunnya dapat diolah
kembali menjadi pupuk setelah melalui proses daur ulang. Proses daur ulang
adalah pengolahan kembali suatu massa atau bahan-bahan bekas dalam bentuk
sampah kering yang tidak mempunyai nilai ekonomi menjadi suatu barang yang
berharga dan berguna bagi kehidupan manusia. Bahan-bahan bekas tersebut antara
lain; plastik, kertas, karton, kardus, seng, besi, logam, aluminium, kaleng,
serbuk gergaji, potongan kain, kaca dan kulit.
Sampah yang bersumber dari bahan
organik berupa sayuran, sisa makanan, pertanian, perkebunan, dan peternakan
digolongkan sebagai sampah basah (sampah organik) yang dapat diproses secara
alamiah. Misalnya dijadikan bahan baku untuk pembuatan kompos. Hal ini
merupakan salah satu model pengelolaan sampah (waste management). Ada dua sistem pengelolaan sampah, yaitu sistem
pengelolaan formal dan sistem pengelolaan informal.
1) Pengelolaan
formal adalah
pengumpulan, pengangkutan, dan pembuangan yang dilakukan oleh aparat pemerintah
setempat. Misalnya yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan. Sistem
ini memandang sampah sebagai beban lingkungan, sehingga memerlukan dana dan
tenaga yang besar. Walaupun ada program Adipura namun dalam kenyataannya
masalah sampah tidak pernah diselesaikan secara sempurna. Hal ini disebabkan
oleh rendahnya partisipasi masyarakat dalam penanganan sampah.
2) Pengelolaan
informal adalah
aktifitas yang dilakukan oleh dorongan kebutuhan untuk hidup dari sebagian
masyarakat. Secara tidak sadar mereka berperan serta dalam kebersihan kota,
seperti pemulung dan industri daur ulang. Baik jenis kertas, plastik, kaleng,
seng, botol, kardus, dan lain sebagainya.
Proses daur ulang sebenarnya juga
merupakan salah satu cara menghemat sumber daya alam. Sebagi contohnya bahwa;
pada daur ulang kertas. Jika kita mendaur ulang kertas, maka berarti kita telah
menghemat dan mengurangi terjadinya penebangan hutan. Selain menghemat dan
menyelamatkan hutan, dengan mendaur ulang kertas juga berarti mengurangi
penumpukan sampah.
B.
MENGATASI PENCEMARAN LINGKUNGAN
Pencemaran atau juga disebut dengan
polusi adalah suatu peristiwa berubahnya keadaan alam kita; teruta pada udara,
air dan tanah karena adanya unsur-unsur baru atau dengan meningkatnya sejumlah unsur
tertentu. Berdasarkan lingkungan yang mengalami pencemaran, secara garis besar
pencemaran lingkungan dapat dikelompokkan menjadi pencemaran air, tanah, dan
udara.
1.
Pencemaran Air
Di dalam tata
kehidupan manusia, air banyak memegang peranan penting antara lain untuk minum,
memasak, mencuci dan mandi. Di samping itu air juga banyak diperlukan untuk
mengairi sawah, ladang, industri, dan masih banyak lagi.
Tindakan manusia dalam pemenuhan kegiatan sehari-hari,
secara tidak sengaja telah menambah jumlah bahan anorganik pada perairan dan
mencemari air. Misalnya, pembuangan detergen ke perairan dapat berakibat buruk
terhadap organisme yang ada di perairan. Pemupukan tanah persawahan atau ladang
dengan pupuk buatan, kemudian masuk ke perairan akan menyebabkan pertumbuhan
tumbuhan air yang tidak terkendali yang disebut eutrofikasi atau blooming.
Beberapa jenis tumbuhan seperti
alga, paku air, dan eceng gondok akan tumbuh subur dan menutupi permukaan
perairan sehingga cahaya matahari tidak menembus sampai dasar perairan.
Akibatnya, tumbuhan yang ada di bawah permukaan tidak dapat berfotosintesis
sehingga kadar oksigen yang terlarut di dalam air menjadi berkurang.
Bahan-bahan kimia lain, seperti
pestisida atau DDT (Dikloro Difenil
Trikloroetana) yang sering digunakan oleh petani untuk memberantas hama
tanaman juga dapat berakibat buruk terhadap tanaman dan organisme lainnya.
Apabila di dalam ekosistem perairan terjadi pencemaran DDT atau pestisida, akan
terjadi aliran DDT.
Pencemaran air pada umumnya
diakibatkan oleh kegiatan manusia. Besar kecilnya pencemaran akan tergantung
dari jumlah dan kualitas limbah yang dihasilkan. Sampah organik yang dibuang ke
sungai menyebabkan berkurangnya jumlah oksigen terlarut, karena sebagian besar
digunakan bakteri untuk proses pembusukannya. Apabila sampah anorganik yang
dibuang ke sungai, cahaya matahari dapat terhalang dan menghambat proses
fotosintesis dari tumbuhan air dan alga, yang menghasilkan oksigen. Penggunaan
deterjen secara besar-besaran juga meningkatkan senyawa fosfat pada air sungai
atau danau. Fosfat ini merangsang pertumbuhan ganggang dan eceng gondok.
Pertumbuhan ganggang dan eceng gondok yang tidak terkendali menyebabkan
permukaan air danau atau sungai tertutup sehingga menghalangi masuknya cahaya
matahari dan mengakibatkan terhambatnya proses fotosintesis.
2.
Pencemaran Tanah
Tanah merupakan
tempat hidup berbagai jenis tumbuhan dan makhluk hidup lainnya termasuk manusia.
Kualitas tanah dapat berkurang karena proses erosi oleh air yang mengalir
sehingga kesuburannya akan berkurang. Selain itu, menurunnya kualitas tanah
juaga dapat disebabkan limbah padat yang mencemari tanah. Menurut
sumbernya, limbah padat dapat berasal dari sampah rumah tangga (domestik),
industri dan alam (tumbuhan). Adapun menurut jenisnya, sampah dapat dibedakan
menjadi sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik berasal dari
sisa-sisa makhluk hidup, seperti dedaunan, bangkai binatang, dan kertas. Adapun
sampah anorganik biasanya berasal dari limbah industri, seperti plastik, logam
dan kaleng.
Sampah organik pada umumnya mudah
dihancurkan dan dibusukkan oleh mikroorganisme di dalam tanah. Adapun sampah
anorganik tidak mudah hancur sehingga dapat menurunkan kualitas tanah.
3.
Pencemaran Udara
Udara dikatakan
tercemar jika udara tersebut mengandung unsur-unsur yang mengotori udara.
Bentuk pencemar udara bermacam-macam, ada yang berbentuk gas dan ada yang
berbentuk partikel cair atau padat.
1) Pencemar
Udara Berbentuk Gas
Beberapa
gas dengan jumlah melebihi batas toleransi lingkungan, dan masuk ke lingkungan
udara, dapat mengganggu kehidupan makhluk hidup. Pencemar udara yang berbentuk
gas adalah karbon monoksida, senyawa belerang (SO2 dan H2S), seyawa nitrogen
(NO2), dan chloroflourocarbon (CFC). Kadar CO2 yang terlampau tinggi di udara
dapat menyebabkan suhu udara di permukaan bumi meningkat dan dapat mengganggu
sistem pernapasan. Kadar gas CO lebih dari 100 ppm di dalam darah dapat merusak
sistem saraf dan dapat menimbulkan kematian. Gas SO2 dan H2S dapat bergabung
dengan partikel air dan menyebabkan hujan asam. Keracunan NO2 dapat menyebabkan
gangguan sistem pernapasan, kelumpuhan, dan kematian. Sementara itu, CFC dapat
menyebabkan rusaknya lapian ozon di atmosfer.
2) Pencemar
Udara Berbentuk Partikel Cair atau Padat
Partikel
yang mencemari udara terdapat dalam bentuk cair atau padat. Partikel dalam
bentuk cair berupa titik-titik air atau kabut. Kabut dapat menyebabkan sesak
napas jika terhiap ke dalam paru-paru.
Partikel dalam bentuk padat dapat berupa debu atau abu
vulkanik. Selain itu, dapat juga berasal dari makhluk hidup, misalnya bakteri,
spora, virus, serbuk sari, atau serangga-serangga yang telah mati.
Partikel-partikel tersebut merupakan sumber penyakit yang dapat mengganggu
kesehatan manusia.
Partikel yangmencemari udara dapat berasal dari pembakaran
bensin. Bensin yang digunakan dalam kendaraan bermotor biasanya dicampur dengan
senyawa timbal agar pembakarannya cepat mesin berjalan lebih sempurna. Timbal
akan bereaki dengan klor dan brom membentuk partikel PbClBr. Partikel tersebut
akan dihamburkan oleh kendaraan melalui knalpot ke udara sehingga akan
mencemari udara.
3) Cara
mengatasi pencemaran udara adalah antara lain sebagai berikut :
a.
Menggalakkan
penanaman pohon atau pun tanaman hias di sekitar kita Tanaman dapat menyerap
gas-gas yang membahayakan bagi manusia. Tanaman mampu memproduksi oksigen
melalui proses fotosintesis. Rusaknya hutan menyebabkan jutaan tanaman lenyap
sehingga produksi oksigen bagi atmosfer jauh berkurang, disamping itu tumbuhan
juga mengeluarkan uap air, sehingga kelembapan udara akan tetap terjaga.
b.
Mengupayakan
pengurangan emisi atau pembuangan gas sisa pembakaran, baik pembakaran hutan
maupun pembakaran mesin Asap yang keluar dari knalpot kendaraan dan cerobong
asap merupakan penyumbang terbesar kotornya udara di perkotaan dan kawasan
industri. Salah satu upaya pengurangan emisi gas berbahaya ke udara adalah
dengan menggunakan bahan industri
yang aman bagi lingkungan, serta pemasangan filter pada cerobong asap pabrik.
c.
Mengurangi
atau bahkan menghindari pemakaian gas kimia yang dapat merusak lapisan ozon di
atmosfer Gas freon yang digunakan untuk pendingin pada AC maupun kulkas serta
dipergunakan di berbagai produk kosmetika, adalah gas yang dapat bersenyawa
dengan gas ozon, sehingga mengakibatkan lapisan ozon menyusut. Lapisan ozon
adalah lapisan di atmosfer yang berperan sebagai filter bagi bumi, karena mampu
memantulkan kembali sinar ultraviolet ke luar angkasa yang dipancarkan oleh
matahari. Sinar ultraviolet yang berlebihan akan merusakkan jaringan kulit dan
menyebabkan meningkatnya suhu udara. Pemanasan global terjadi di antaranya
karena makin menipisnya lapisan ozon di atmosfer.
4.
Pencemaran
suara
Pencemaran suara dapat timbul dari
bisingnya suara mobil, kereta api, pesawat udara, dan jet. Di pusat-pusat
hiburan dapat pula terjadi pencemaran suara yang bersumber dari tape recorder
yang diputar keras-keras. Adanya pencemaran suara dapat mengakibatkantimbulnya
berbagai macam penyakit dan gangguan pada manusia dan hewan ternak, seperti
gangguan jantung, pernafasan, perasaan gelisah dan gangguan saraf.
5.
Dampak Pencemaran Bagi Manusia
Secara Global
Pembakaran bahan bakar minyak dan
batubara pada kendaraan bermotor dan industri menyebabkan naiknya kadar CO2 di
udara. Gas ini juga dihasilkan dari kebakaran hutan. gas CO2 ini akan berkumpul
di atmosfer Bumi. Jika jumlahnya sangat banyak, gas CO2 ini akan menghalangi
pantulan panas dari Bumi ke atmosfer sehingga panas akan diserap dan
dipantulkan kembali ke Bumi. Akibatnya, suhu di Bumimenjadi lebih panas.
Keadaan ini disebut efek rumah kaca (green house effect). Selain gas CO2, gas
lain yang menimbulkan efek rumah kaca adalah CFC yang berasal dari aerosol,
juga gas metan yang berasal dari pembusukan kotoran hewan.
Efek rumah kaca dapat menyebabkan
suhu lingkungan menjadi naik secara global, atau lebih dikenal dengan pemanasan
global. Akibat pemanasan global ini, pola iklim dunia menjadi berubah.
Permukaan laut menjadi naik,sebagai akibat mencairnya es di kutub sehingga
pulau-pulau kecil menjadi tenggelam. Keadaan tersebut akan berpengaruh terhadap
keseimbangan ekosistem dan membahayakan makhluk hidup, termasuk manusia. Akibat
lain yang ditimbulkan pencemaran udara adalah terjadinya hujan asam. Jika hujan
asam.
Terjadi secara terus menerus akan
menyebabkan tanah, danau, atau air sungai menjadi asam. Keadaan itu akan
mengakibatkan tumbuhan dan mikroorganisme yang hidup di dalamnya terganggu dan
mati. Hal ini tentunya akan berpengaruh terhadap keseimbangan ekosistem dan
kehidupan manusia.
6.
Upaya Penanggulangan Pencemaran
Lingkungan
Berbagai upaya telah dilakukan, baik
oleh pemerintah maupun masyarakat untuk menanggulangi pencemaran lingkungan,
antara lain melalui penyuluhan dan penataan lingkungan. Namun, usaha tersebut
tidak akan berhasil jika tidak ada dukungan dan kepedulian masyarakat terhadap
lingkungan.
Untuk membuktikan kepedulian kita
terhadap lingkungan, kita perlu bertindak. Beberapa cara yang dapat dilakukan
untuk menanggulangi pencemaran lingkungan, diantaranya sebagai berikut:
a.
Membuang sampah pada tempatnya
Membuang
sampah ke sungai atau selokan akan meyebabkan aliran airnya terhambat. Akibatnya,
samapah akan menumpuk dan membusuk. Sampah yang membusuk selain menimbulkan bau
tidak sedap juga akan menjadi tempat berkembang biak berbagai jenis penyakit.
Selain itu, bisa meyebabkan banjir pada musim hujan.
Salah
satu cara untuk menanggulangi sampah terutama sampah rumah tangga adalah dengan
memanfaatkannya menjadi pupuk kompos. Sampah-sampah tersebut dipisahkan antara
sampah organik dan anorganik. Selanjutnya, sampah organik ditimbun di dalam
tanah sehingga menjadi kompos. Adapun sampah anorganik seperti plastik dan
kaleng bekas dapat di daur ulang menjadi alat rumah tangga dan barang-barang
lainnya.
b.
Penanggulangan limbah industri
Limbah
dari industri terutama yang mengandung bahan-bahan kimia, sebelum dibuang harus
diolah terlebih dahulu. Hal tersebut akan mengurangi bahan pencemar di
perairan. Denan demikian, bahan dari limbah pencemar yang mengandung
bahan-bahan yang bersifat racun dapat dihilangkan sehingga tidak mengganggu
ekosistem.
Menempatkan
pabrik atau kawasan industri di daerah yang jauh dari keramaian penduduk. Hal
ini dilakukan untuk menghindari pengaruh buruk dari limbah pabrik dan asap
pabrik terhadap kehidupan masyarakat.
c.
Penanggulangan pencemaran udara
Pencemaran
udara akibat sisa dari pembakaran kendaraan bermotor dan asap pabrik, dapat
dicegah dan ditanggulangi dengan mengurangi pemakaian bahan bakar minyak. Perlu
dipikirkan sumber pengganti alternatif bahan bakar yang ramah lingkungan,
seperti kendaraan berenergi listrik. Selain itu, dilakukan usaha untuk mendata
dan membatasi jumlah kendaraan bermotor yang layak beroperasi. Terutama
pengontrolan dan pemeriksaan terhadap asap buangan dan knalpot kendaraan
bermotor.
d.
Diadakan penghijauan di kota-kota
besar
Tumbuhan mampu
menyerap CO2 di udara untuk fotosintesis. Adanya jalur hijau akan mengurangi
kadar CO2 di udara yang berasal dari asap kendaraan bermotor atau asap pabrik.
Dengan demikian, tumbuhan hijau bisa mengurangi pencemaran udara. Selain itu,
tumbuhan hijau melepaskan O2 ke atmosfer.
e.
Penggunaan pupuk dan obat pembasmi
hama tanaman yang sesuai
Pemberian
pupuk pada tanaman dapat meningkatkan hasil pertanian. Namun, di sisi lain
dapat menimbulkan pencemaran jika pupuk tersebut masuk ke perairan. Eutrofikai
merupakan salah satu dampak negatif yang ditimbulkan oleh pupuk buatan yang
masuk ke perairan.
Begitu
juga dengan penggunaan obat anti hama tanaman. Jika penggunaannya melebihi
dosis yang ditetapkan akan menimbulkan pencemaran. Selain dapat mencemari
lingkungan juga dapat meyebabkan musnahnya organisme tertentu yang dibutuhkan,
seperti bakteri pengurai atau serangga yang membantu penyerbukan tanaman.
Pemberantasan
hama secara biologis merupakan salah satu alternatif yang dapat mengurangi
pencemaran dan kerusakan ekosistem pertanian.
C.
KERUSAKAN LINGKUNGAN
Kerusakan
lingkungan hidup atau lingkungan alam dapat disebabkan oleh dua macam bencana
yaitu bencana alam dan bencana yang dibuat oleh manusia. Dibawah ini, penulis
akan memberikan penjelasan tentang kedua macam bencana tersebut.
1. Bencana Yang disebabkan Oleh Alam
1) Banjir
Banjir adalah peristiwa yang terjadi
ketika aliran air yang berlebihan merendam daratan. Atau bias juga diartikan
sebagai perendaman sementara oleh air pada daratan yang biasanya tidak terendam
air. Dalam arti "air mengalir",
kata ini juga dapat berarti masuknya pasang laut.
Banjir diakibatkan oleh volume air di suatu badan air seperti sungai atau danau yang
meluap atau menjebol bendungan sehingga air keluar dari batasan alaminya.
Ukuran danau atau badan
air terus berubah-ubah sesuai perubahan curah hujan dan pencairan salju
musiman, namun banjir yang terjadi tidak besar kecuali jika air mencapai daerah
yang dimanfaatkan manusia seperti desa, kota, dan permukiman lain.
Banjir juga dapat
terjadi di sungai, ketika alirannya melebihi kapasitas saluran air, terutama di
kelokan sungai. Banjir sering mengakibatkan kerusakan rumah dan pertokoan yang
dibangun di dataran banjir sungai alami. Meski kerusakan akibat banjir dapat
dihindari dengan pindah menjauh dari sungai dan badan air yang lain,
orang-orang menetap dan bekerja dekat air untuk mencari nafkah dan memanfaatkan
biaya murah serta perjalanan dan perdagangan yang lancar dekat perairan.
Manusia terus menetap di wilayah rawan banjir adalah bukti bahwa nilai menetap
dekat air lebih besar daripada biaya kerusakan akibat banjir periodik.
2) Gunung Meletus
Gunung berapi atau gunung api secara umum
adalah istilah yang dapat didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas
(batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman
sekitar 10 km
di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk
endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus.
Lebih lanjut, istilah gunung api ini juga dipakai untuk
menamai fenomena pembentukan ice volcanoes atau gunung api es dan mud
volcanoes atau gunung api lumpur. Gunung api es biasa terjadi di daerah
yang mempunyai musim dingin bersalju, sedangkan gunung api lumpur
dapat kita lihat di daerah Kuwu, Grobogan,
Jawa Tengah
yang populer sebagai Bledug Kuwu. Gunung berapi terdapat di seluruh dunia, tetapi
lokasi gunung berapi yang paling dikenali adalah gunung berapi yang berada di
sepanjang busur Cincin Api Pasifik (Pacific Ring of Fire).
Busur Cincin Api Pasifik merupakan garis bergeseknya antara dua lempengan tektonik.
Gunung berapi terdapat dalam
beberapa bentuk sepanjang masa hidupnya. Gunung berapi yang aktif mungkin berubah menjadi separuh
aktif, istirahat, sebelum akhirnya menjadi tidak aktif atau mati. Bagaimanapun
gunung berapi mampu istirahat dalam waktu 610 tahun sebelum berubah menjadi
aktif kembali. Oleh itu, sulit untuk menentukan keadaan sebenarnya dari suatu
gunung berapi itu, apakah gunung berapi itu berada dalam keadaan istirahat atau
telah mati. Apabila gunung berapi meletus, magma yang
terkandung di dalam kamar magmar di bawah gunung berapi meletus keluar sebagai lahar atau
lava. Selain daripada aliran lava, kehancuran oleh gunung berapi disebabkan
melalui berbagai cara seperti berikut:
- Aliran lava.
- Letusan gunung berapi.
- Aliran lumpur.
- Abu.
- Kebakaran hutan.
- Gas beracun.
- Gelombang tsunami.
- Gempa bumi.
3) Gempa Bumi
Gempa Bumi adalah
getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat
pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Gempa
Bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak Bumi
(lempeng Bumi). Frekuensi suatu wilayah, mengacu pada jenis dan ukuran gempa
Bumi yang di alami selama periode waktu. Gempa Bumi diukur dengan menggunakan
alat Seismometer. moment magnitudo adalah
skala yang paling umum di mana gempa Bumi terjadi untuk seluruh dunia.skala rickter adalah
skala yang di laporkan oleh observatorium seismologi nasional yang di ukur pada
skala besarnya lokal 5 magnitude. kedua skala yang sama selama rentang angka
mereka valid. gempa 3 magnitude atau lebih sebagian besar hampir tidak terlihat
dan besar nya 7 lebih berpotensi menyebabkan kerusakan serius di daerah yang
luas, tergantung pada kedalaman gempa.
Gempa Bumi
terbesar bersejarah besarnya telah lebih dari 9, meskipun tidak ada batasan
besarnya. Gempa Bumi besar terakhir besarnya 9,0 atau lebih besar adalah 9,0 magnitudo gempa di Jepang pada
tahun 2011 (per Maret 2011), dan itu adalah gempa Jepang terbesar
sejak pencatatan dimulai. Intensitas getaran diukur pada modifikasi Skala
Mercalli.
4) Angin Topan
Angin topan adalah pusaran angin kencang
dengan kecepatan angin 120 km/jam atau lebih yang sering terjadi di wilayah
tropis di antara garis balik utara dan selatan, kecuali di daerah-daerah yang
sangat berdekatan dengan khatulistiwa. Angin topan disebabkan oleh perbedaan
tekanan dalam suatu sistem cuaca. Angin paling kencang yang terjadi
di daerah tropis ini umumnya berpusar dengan radius ratusan kilometer di
sekitar daerah sistem tekanan rendah yang ekstrem dengan kecepatan sekitar 20
Km/jam.
Badai topan dalam bahasa Inggris
disebut hurricane yang diambil dari nama dewa Huracan, yaitu dewa angin besar
yang dihormati oleh bangsa Maya dari Amerika Tengah. Sebetulnya kenapa badai
harus diberi nama? Badai diberi nama untuk mempermudah para pengamat cuaca
berkomunikasi dengan masyarakat. Coba bayangkan kalau terjadi dua badai secara
bersamaan ditempat yang berbeda. Atau kalau kita sedang membicarakan
badai-badai dahsyat yang pernah terjadi. Dengan memberinya nama akan lebih
mempermudah membahasnya.
5) Musim Kemarau atau Kekeringan
Kekeringan adalah merupakan salah
satu bencana yang sulit dicegah dan datang berulang. Secara umum pengertian
kekeringan adalah ketersediaan air yang jauh di bawah dari kebutuhan air untuk
kebutuhan hidup, pertanian, kegiatan ekonomi dan lingkungan. Terjadinya
kekeringan di suatu daerah bisa menjadi kendala dalam peningkatan produksi
pangan di daerah tersebut. Di Indonesia pada setiap musim kemarau hampir selalu
terjadi kekeringan pada tanaman pangan dengan intensitas dan luas daerah yang
berbeda tiap tahunnya. Kekeringan merupakan salah satu fenomena yang terjadi
sebagai dampak penyimpangan iklim global seperti El Nino
dan Osilasi Selatan. Dewasa ini bencana kekeringan semakin sering terjadi bukan
saja pada periode tahun-tahun El Nino, tetapi juga
pada periode tahun dalam keadaan kondisi normal.
Sedangkan musim kemarau adalah
periode bulan atau tahun ketika sebuah wilayah mengalami kekurangan pasokan
airnya. Umumnya, terjadi ketika suatu daerah menerima curah hujan di bawah
rata-rata. Hal ini memiliki dampak besar pada ekosistem dan pertanian dari
daerah yang mengalaminya. Meskipun kekeringan dapat bertahan selama beberapa
tahun, bahkan pendek, kekeringan intens dapat menyebabkan kerusakan yang
signifikan dan merugikan ekonomi lokal.
2. Bencana Yang disebabkan Oleh Manusia
Di tengah hiruk pikuknya pembangunan dunia sekarang ini
kita dihadapkan pada kenyataan bahwa pembangunan secara langsung maupun tidak
mengharuskan timbulnya kehancuran di sisi lain. Tuntutan yg besar dari
pembangunan terhadap ketersediaan bahan baku dan sumber daya alam telah
mendorong banyak anak manusia utk melakukan pengrusakan di belahan lain dari
bumi ini demi mengambil keuntungan sesaat dari pembangunan itu. Lihatlah
bagaimana hutan-hutan ditebangi pohon-pohonnya utk sekedar mendapatkan kayu yg
indah dan kuat utk memenuhi selera pembangunan tanpa menghiraukan akibat yg
akan menimpa lingkungan. Bahkan sudah banyak yg merasakan akibatnya mulai dari
tanah longsor banjir dan sebagainya. Juga ada pembakaran hutan sebagai cara
murah utk membuka lahan tanpa mempedulikan kehidupan orang lain yg terganggu
oleh asap yg tebal baik kesehatan masyarakat kegiatan perekonomian dan
kepentigan umum lainnya.
1) Pembakan Hutan
Kebakaran hutan dan atau lahan di Indonesia,
terjadi setiap tahun walaupun frekuensi, intensitas, dan luas arealnya berbeda.
Kebakaran paling besar terjadi pada tahun 1997/1998 di 25 (dua puluh lima)
propinsi, yang untuk pertama kali dinyatakan sebagai bencana nasional. Dampak
dari terjadinya kebakaran hutan dan atau lahan yang terjadi setiap tahun
tersebut telah menimbulkan kerugian, baik kerugian ekologi, ekonomi, sosial
maupun budaya yang sulit dihitung besarannya. Dampak asap menimbulkan gangguan
kesehatan seperti infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), asma bronkial,
bronkitis, pneumonia (radang paru), iritasi mata dan kulit. Hal ini akibat
tingginya kadar debu di udara yang telah melampaui ambang batas.
Dampak asap dari kebakaran hutan dan
atau lahan telah mengganggu jarak pandang sehingga mempengaruhi jadual
penerbangan. Akibatnya di beberapa kota jarak pandang kurang dari satu
kilometer, yang mengakibatkan penutupan beberapa bandar udara. Selain daripada
itu dampak asap mengganggu aktivitas penduduk. Bahkan, asap dari kebakaran
tersebut juga mempengaruhi negara tetangga di Asia Tenggara yakni Malaysia,
Singapura, dan Brunai Darusalam. Oleh karena itu perlu ditetapkan berbagai
langkah kebijakan pengendaliannya.
Dalam peristiwa kebakaran hutan dan
atau lahan, terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebabnya. Faktor tersebut
adalah penyiapan lahan yang tidak terkendali dengan cara membakar, termasuk
juga karena kebiasaan masyarakat dalam membuka lahan, kebakaran yang tidak
disengaja, kebakaran yang disengaja (arson), dan kebakaran karena sebab
alamiah. Kebakaran karena sebab alamiah ini terjadi di daerah yang mengandung
batu bara atau bahan lain yang mudah terbakar. Meskipun beberapa faktor
tersebut di atas dapat mempunyai pengaruh terhadap terjadinya kebakaran, tetapi
faktor yang paling dominan penyebab terjadinya kebakaran adalah karena tindakan
manusia.
2) Penebangan Liar
Pembalakan liar atau penebangan liar (bahasa Inggris: illegal logging) adalah kegiatan penebangan,
pengangkutan dan penjualan kayu yang tidak sah atau tidak memiliki
izin dari otoritas setempat.
Walaupun angka penebangan liar yang
pasti sulit didapatkan karena aktivitasnya yang tidak sah, beberapa sumber
tepercaya mengindikasikan bahwa lebih dari setengah semua kegiatan penebangan
liar di dunia terjadi di wilayah-wilayah daerah aliran sungai Amazon, Afrika Tengah, Asia Tenggara, termasuk Tanah Papua, Rusia dan
beberapa negara-negara Balkan.
3) Perburuan Liar
Perburuan liar adalah pengambilan hewan dan
tanaman liar secara ilegal dan bertentangan dengan peraturan konservasi
serta manajemen kehidupan liar. Perburuan liar merupakan
pelanggaran terhadap peraturan dan hukum perburuan.
Suatu
perburuan bisa menjadi ilegal karena sebab-sebab berikut:
- Perburuan tidak dilakukan pada musimnya;
biasanya musim kawin
dinyatakan sebagai musim tertutup
ketika kehidupan liar dilindungi oleh hukum.
- Pemburu tidak memiliki izin yang sah.
- Pemburu secara ilegal menjual
hewan, bagian tubuh hewan atau tanaman untuk memperoleh keuntungan.
- Perburuan dilakukan di luar
waktu yang diperbolehkan.
- Pemburu mempergunakan senjata
yang dilarang pada hewan yang diburu.
- Hewan atau tanaman yang diburu
berada dalam wilayah yang dibatasi.
- Hak untuk memburu suuatu hewan
diklaim oleh seseorang.
- Jenis umpannya tidak manusiawi.
(contohnya makanan yang tidak cocok untuk kesehatan hewan)
- Menggunakan cara berburu yang
dilarang (misalnya menggunakan lampu sorot
untuk membuat rusa kebingungan, atau berburu dari kendaraan yang
bergerak).
- Hewan atau tanaman yang diburu
dilindungi oleh hukum atau termasuk spesies yang terancam punah.
- Hewan atau tanaman yang diburu
telah ditandai untuk penelitian.
4) Pembuangan Sampah Ditempat Sembarangan
Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang
dari sumber hasil aktifitas manusia maupun alam yang belum memiliki nilai
ekonomis.
Sumber-sumber
sampah :
- 1. Rumah Tangga
- 2. Pertanian
- 3. Perkantoran
- 4. Perusahaan
- 5. Rumah Sakit
- 6. Pasar dll.
Secara garis besar, sampah dibedakan menjadi tiga
jenis yaitu :
1.
Sampah
Anorganik/kering
Contoh : logam, besi, kaleng,
plastik, karet, botol, dll yang tidak dapat mengalami pembususkan secara alami.
2.
Sampah
organik/basah
Contoh : Sampah dapur, sampah
restoran, sisa sayuran, rempah-rempah atau sisa buah dll yang dapat mengalami
pembusukan secara alami.
3.
Sampah
berbahaya
contoh : Baterei, botol racun
nyamuk, jarum suntik bekas dll
Permasalahan Sampah :
Secara umum pembuangan sampah yang tidak memenuhi
syarat kesehatan lingkungan akan dapat mengakibatkan :
a.
Tempat
berkembang dan sarang dari serangga dan tikus
b.
Menjadi
sumber polusi dan pencemaran tanah, air dan udara
c.
Menjadi
sumber dan tempat hidup kuman-kuman yang membahayakan kesehatan.
5) Merusak Hutan Bakau
Pengertian Hutan bakau atau disebut
juga hutan mangrove adalah hutan yang tumbuh di atas rawa-rawa berair payau
yang terletak pada garis pantai dan dipengaruhi oleh pasang-surut air laut.
Hutan ini tumbuh khususnya di tempat-tempat di mana terjadi pelumpuran dan
akumulasi bahan organik. Baik di teluk-teluk yang terlindung dari gempuran
ombak, maupun di sekitar muara sungai di mana air melambat dan mengendapkan
lumpur yang dibawanya dari hulu.
Ekosistem hutan bakau bersifat khas, baik karena adanya pelumpuran yang
mengakibatkan kurangnya aerasi tanah; salinitas tanahnya yang tinggi; serta
mengalami daur penggenangan oleh pasang-surut air laut. Hanya sedikit jenis
tumbuhan yang bertahan hidup di tempat semacam ini, dan jenis-jenis ini
kebanyakan bersifat khas hutan bakau karena telah melewati proses adaptasi dan
evolusi.